Jumat, 05 Juni 2015

visi misi calon kepala desa cijengkol


VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat ilahi robi, salawat dan salam semoga tercurah kepada junjunan kita nabi besar Muhamad SAW, karena dengan sypaat dan hidayah kita dapat menyelenggarakan pemilihan kepala desa cijengkol yag mudah- mudahan mendapatkan pemimimpin yang meneldani jejak Rasulullah SAW. Maka dengan ini saya menyampaikan visi dan misi sebagai berikut:
1.    VISI
Berdasarkan perkembangan situasi dan kondisi desa Cijengkol saat ini, dan terkait dengan rencana pembangunan kepala desa yang baru akan digagas dan direncanakan untuk pembangunan jangka menengah dan jangka panjang, maka disusun visi sebagai berikut:
Terwujudnya Cijengkol sebagai Desa yang mandiri berbasis pertanian, untuk mencapai masyarakat yang sehat, cerdas dan lebih sejahtra.”
Dengan penjelasan sebagai berikut:
a.      Desa yang mandiri berbasis pertanian mengandung pengertian bahwa masyarakat desa Cijengkol mampu mewujudkan kehidupan yang sejajar dan sederajat deengan masyarakat desa lain yang lebih maju dan mengandalkan kemampuan dan kekuatan sendiri yang berbasis pada keunggulan lokal dibidang pertanian secara luas
b.      Adapun yang dimaksud dengan masyarakat yang sehat adalah masyarakat yang memiliki ketangguhan jiwa dan raga yang sehat dan kuat.
c.       Sedangkan yang dimaksud dengan masyarakat yang cerdas adalam masyarakat yang mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta mampu memampaatkan secara tepat dan cepat, guna mengatasi setiap permasalahan pembangunan pada khususnya dan permasalahan kehidupan pada umumnya.
d.      Yang dimaksud dengan masyarakat yang lebih sejahtra adalah bahwa diupayakan agar tercapai ketercukupan kebutuhan masyarakat secara lahir dan batin (sandang, pangan, papan, agama, pendidikan, kesehatan, rasa aman dan tentram).


2.     Misi
Untuk mewujudkan visi tersebut, maka misi yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
a.       Meningkatkan pembangunan infrastuktur yang mendukung perekonomian desa, seperti: jalan, jembatan, serta infrastuktur strategis lainnya.
b.      Meningkatakan pembangunan dibidang kesehatan untuk mendorong derajat kesehatan masyarakat agar dapat bekerja lebih optimal dan memiliki harapan hidup yang lebih panjang
c.       Meningkatkan pembangunan pendidikan untuk mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia agar memiliki kecerdasan dan daya saing yang lebih baik
d.      Meningkatkan pembangunan ekonomi dengan mendorong semakin tumbuh dan berkembangnya pembangunan dibidang pertanian dalam arti luas, industri, perdangangan dan pariwisata.
e.       Menciptakan tatakelola pemerintahan yang lebih baik (good governance) berdasarkan demokratisasi, tranparansi, penegakan hukum, berkeadilan, kesetaraan gender dan mengutamakan pelayanan kepada masyarakat.
f.        Mengupayakan pelestarian sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan dan pemerataan pembangunan guna meningkatkan perekonomian

3.      TUJUAN DAN SASARAN
a.       Untuk mencapai misi 1, yaitu “ meningkatkan pembangunan infrastuktur yang mendukung perekonomian desa, seperti jalan, jembatan, serta insfrastuktur lainya” maka tujuan dan sasaran adalah sebagai berikut:
1.      Meningkatkan pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana perekonomian desa, dengan sasaran antara lain:
a.      Meningkatnya ketersediaan sarana prasarana traspportasi.
b.      Meningkatkan sarana dan prasarana pertanian dalam arti luas
c.       Meningkatnya ketersediaan sarana prasarana industri dan prawisata dibidang pertanian.
2.      Meningkatkan pembangunan dan pemeliharaan pelayanan kesehatan desa, dengan sasaran antara lain:
a.       Meningkatnya ketersedian pelayanan kesehatan desa dan bukan hanya di kecamatan.
b.      Meningkatnya tenaga pelayan kesehatan untuk masyarakat di desa.
3.      Meningkatnya pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan, dengan sasaran antara lain:
a.       Meningkatnaya ketersediaan pusat-pusat kegiatan pendidikan.
b.      Meningkatnya ketersediaan sarana penunjang kegiatan pendidikan
c.       Perhatian desa terhadap guru sukarela/ guru ngaji tanpa honor apapun.
4.      Meningkatkan pembangunan dan pemeliharaan prasarana bidang pemerintahan, dengan sasaran sebagai berikut:
a.         Meningkatkan pasilitas gedung beserta peralatan bagi kegiatan pemerintah desa dan lembaga kemasyarakatan desa.
b.  Untuk mencapai misi 2, yaitu “meningkatkan pembangunan dibidang kesehatan untuk mendorong derajat kesehatan masyarakat agar dapat bekerja lebih optimal dan memiliki harapan hidup lebih panjang.” Maka tujuan sasaran dan sasaran pembangunan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1.      Meningkatkan derajat kesehatan dan gizi  masyarakat, dengan sasaran antara lain:
a.         Meningkatkan umur harapan hidup masyarakat.
b.        Menurunnya angka kematian ibu melahirkan
c.         Menurunnya angka kematian pada bayi
d.        Menurunnya prevalensi kekurangan gizi pada anak balita
2.      Meningkatkan optimalisasi kesehatan masyarakat, dengan sasaran:
a.       Meminimalkan persentase absensi para pekerja/pegawai/aparat yang disebabkan ganguan kesehatan
b.      Menurunnya angka kesakitan dan pencegahan dari penyakit menular
c.    untuk mencapai misi 3, yaitu “meningkatkan pembangunan dibidang pendidikan untuk mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia agar memiliki kecerdasan dan daya saing yang lebih baik”maka sasaran akan dilakukan adalah sebagai berikut:
1.      Meningkatkan tarap pendidikan masyarakat, dengan sasaran antara lain:
a.         meningkatnya rata-rata lama pendidikan sekolah usia 15 tahun keatas
b.        meningkatnya minat pendidikan samapai tingkat SMA
c.         menurunnya buta aksara usia 15 tahun keatas
2.      Meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan dengan sasaran:
a.         Meningkatnya kebekerjaan lulusan sekolah menengah kejuruan.
3.      Meningkatnya partisipasi dan peran aktip pemuda dibidang pembangunan dengan sasaran antara lain sebagai berikut:
a.         Meningkatnya revitalisasi organisasi kepemudaan ( karang taruna)
b.        Meningkatnya penguasaan teknologi, jiwa kewirausaan dan kreativitas pemuda.
4.      Meningkatnya budaya dan prestasi olah raga pada masyarakat, dengan sasaran:
a.         Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan olahraga
b.        Meningkatnaya prestasi olahraga disemua tingkatan
d. untuk mencapai misi 4, yaitu “meningkatkan pembangunan ekonomi dengan mendorong semakin tumbuh dan berkembangnya pembangunan dibidang pertanian dalam arti luas, industri, perdagangan, dan prawisata.” Maka tujuan dan sasaran antara lain:
1.   meningkatkan produksi pertanian dalam arti luas, dengan sasaran sebagai berikut :
a.    meningkatnaya produksi pertanian tanaman pangan dan holtikultura
b.    meningkatnya produksi peternakan dan prikanan.
2.   meningkatnya pemasaran hasil produksi pertanian dalam arti luas, dengan   sasaran antara lain:   
a.    Meningkatnya akses pemasaran hasil produksi tanaman pangan, holtikultura, peternakan dan perikanan
3.   Meningkatkan pemberdayaan para pelaku usaha pertanian dalam arti luas, dengan sasaran:
a.    Meningkatnya peran pemberdayaan para pelaku pertanian dalam upaya peningkatan produksi pertanian
b.    Meningkatnya keberhasilan pencegahan dalam penanggulanagan hama serta penyakit tanaman
4.      Meningkatnya penguasaan keterampilan dalam pembianan pelaku usaha industri, perdaganagn dan pariwisata dengan sasaran antara lain:
a.    Meningkatnya usaha industri kecil dan berkembangnya usaha industri
b.    Meningkat dan berkembangnya usaha perdagangan masyarakat
c.    Meningkatnya usaha dibidang prawisata
d.   Meningkatnya dan berkembangnya usaha mikro, keungan masyarakat dan koprasi desa sebagai wadah perekonomian masyarakat desa.
e.       Untuk mencapai misi 5, yaitu”menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) berdasarkan demokratisasi, transparansi, penegakan hukum, berkeadilan, kesetaraan gender dan mengutamakan pelayanan kepada masyarakat.” Maka tujuan dan sasaran pembangunannya meliputi;
1.      Meningkatkan pelayanan bidang pemerintahan kepada masyarakat dengan sasaran sebagai berikut:
a.       Meningkatkan penataan administrasi kependudukan.
b.      Meningkatnya kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan, kualitas perlindungan anak, dan pelayanan program keluarga berencana.
c.       Meningkatnya aktifitas pembinaan pendidikan politik masyarakat
d.      Dalam perencanaan pembangunan desa diberbagai aspek dengan mempertimbangkan kesetaraan gender
2.      Meningkatnya kualitas demokratisasi di desa, dengan sasaran antara lain:
a.       Meningkatnya iklim politik yang kondusif bagi kebebasan sipil dan hak-hak politik yang semakin seimbang dengan penngkatan nkepatuhan hukum
b.      Meningkatkan keberhasilan penyelenggaraan pemilihan umum dan pemilihan kepala desa ysng demokrstis, rahasia dengan tingkat partisipasi optimal
3.      Meningkatkan transparansi dan rasa keadilan serta rasa ketertiban masyarakat dengan sasaran antara lain;
a.       Meningkatnya layanan informasi dan komunikasi
b.      Meningkatnya kepatuhan semua pihak terhadap tegaknya hukum yang berlaku
c.       Meningkatkan kepercayaan publik dan penghormatan terhadap aparatur pemerintahan desa
f. untuk mencapai misi 6, yaitu” mengupayakan pelestarian sumberdaya alam untuk memenuhi kebutuhan dan pemerataan pembangunan guna meningkatkan perekonomian” maka tujuan dan sasaran antara lain:
1.    meningkatkan pengendalian perencanaan dan perusakan lingkungan hidup dengan sasaran sebagai berikut:
a.    meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pelestarian lingkungan
     2        meningkatkan upaya perlindungan dan konservasi sumberdaya alam dengan sasaran:
a.       meningkatkan upaya reboisasi
b.      penghijauan hutan gundul
c.       penanaman pohon baru
Penyusunan visi misi ini mempunyai tujuan  dan manfaat sebagai berikut:
1.      Tujuan
a.         Agar calon kepala desa mempunyai tujuan yang jelas dan mempunyai program kerja dan punya pertangung jawaban dikemudian hari jika terpilih sebagai kepala desa Cijengkol
b.         Sebagai dasar pertanggung jawaban kepada masyarakat secara lauas dan punya kekuatan hukaum yang dapat dipertanggung jawabkan
c.         Sebagai dasar rencana kerja dalam pembangunan desa untuk jangka pendek, menengah dan jangka panjang.
2.      Manfaat
a.         Lebih dapat menjamin kepada calon pemilih, agar dapat memilih pemimpin yang punya kemampuan untuk memajukan desa yang akan dipimpinnya.
b.         Sebagai pedoman acauan rencana kerja calon kepala desa terpilih
c.         Menampung aspirasi dari masyarakat,

  
PENUTUP
Keberhasilan pembangunan di tingkat desa pada dasarnya ditentukan oleh sejauh mana komitmen dan konsistensi pemerintahan desa dan masyarakat untuk saling kerjasama membangun desa. Keberhasilan pembangunan yang dilakukan secara partisipatif mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai dengan monitoring dan evaluasi akan lebih menjamin keberlangsungan di Desa. Sebaliknya keberlangsungan dan ketidak percayaan satu sama lain akan mudah muncul mana kala seluruh komunikasi dan ruang informasi bagi masyarakat tidak memadai.
Diharapkan proses penyusunan visi misi ini akan menjadi pertimbangan untuk mejadi calon kepala desa yang diharapkan masyarakat desa Cijengkol pada hususnya umumnya bagi kemajuan daerah kabupaten lebak. Maka diharapkan dalam proses penyaringan calon kepala desa Cijengkol benar-benar mendapatkan calon yang  mempunyai kopetensi dalam segala bidang. Untuk  memajukan desa bukan hanya karena kepandaian kepala desa, namun peran serta masyarajat sangat dibutuhkan.
Demikian penyusunan visi misi ini agar dapat menjadi acuan dan pertimbangan uantuk dapat meloloskan calon kepala desa untuk periode tahun 2015-2020 di desa Cijengkol Kec Cilograng Kab Lebak Prop Banten.  
                                                            Lebak, 1 Juni 2015
                                                            Bakal calon kepala desa

                                                            Yudi Maulana, ST

Rabu, 20 Agustus 2014

LAPORAN KERJA PRAKTEK



 KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena hanya dengan ijin rahmatNya penyusun dapat menyelesaikan kerja praktek kerja dan menyusun laporan ini sampai dengan selesai, praktek kerja ini disusun untuk memenuhi syarat kelulusan program studi, dan mengaplikasikannya di dunia industri manufaktur, dan penyusunan laporan kerja praktek ini guna memenuhi ujian Akhir Sarjana Pada Jenjang Strata Satu (S1), Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Industri, Universitas Pamulang.
 Pada kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada:
1.       Ir. Dadang Kurnia MM, selaku Dekan Fakultas Teknik dan Ketua Program Studi Teknik Industri Universitas Pamulang, juga sebagai pembimbing kerja praktek
2.      Bapak Dulhanissalam, selaku Penanggung Jawab QMR.
3.      Bapak Daniel Alam Subiru, selaku Direktur PT. Alam Teknik Semesta
4.      Bapak Yoyo, selaku Penanggung Jawab Produksi
5.      Seluruh staff dan karyawan PT. Alam Teknik Semesta
   Akhirnya saya sebagai penyusun hanya dapat  berharap semoga penyusunan laporan ini dapat berguna bagi penyusun dan pembaca meskipun masih jauh dari sempurna. Untuk itu penyusun sangat mengharapkan sekali kritik dan masukan yang berguna dan memberi masukan agar dapat menjadikan lebih baik lagi, juga membangun untuk dikemudian hari.

                                                                   Tangerang Selatan, 16 Juni 2014
        Hormat saya


                                                                   Yudi Maulana
 Penulis


BAB I
PENDAHULUAN

I.1   Latar Belakang Masalah.
Perkembangan industri dari zaman ke zaman semakin maju seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan akan hasil yang di dapat dari industri yang berguna dan bermanfaat untuk kelangsungan hajat hidup orang banyak, segala upaya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan akan informasi dan teknologi demi kebutuhan dan perkembangan dunia industri yang telah dilaksanakan dengan baik.
 Dengan memenuhi kebutuhan manusia yang tak terbendung dengan berbagai kebutuhan yang harus di imbangi dengan perkembangan zaman, informasi dan teknologi sehingga untuk mencapai kebutuhan tersebut maka para ahli teknik atau sarjanawan ilmu teknologi berusaha memenuhi kebutuhan teknologi tersebut.
Dan teknologi memegang peran penting dalam perkembangan teknologi untuk efisiensi produktifitas, efisiensi energi dan efisiensi kinerja produksi. Sama halnya dalam apa yang sedang berkembang pada kemajuan teknologi dan informasi dan persaingan antar industri, apalagi dalam perkembangan industri pendingin ruangan/air condicioner (AC), yang dimana banyak macam teknologi yang dipakai dalam teknologi ini, namun tidak lepas dari kontrol pengawasan badan lingkungan hidup, karena AC yang di produksi di PT. Alam Teknik Semesta untuk keperluan instansi seperti: rumah sakit, pabrikasi obat, laboratorium khusus dan lain-lain. Dengan laporan kerja praktek inilah penulis akan menjabarkan laporan pembukuan yang digunakan di perusahaan ini yang masih menggunakan sistem yang manual belum adanya penggunaan yang sistematis di PT. Alam Teknik Semesta.
Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan AC khusus Farmasi dan intansi tertentu yang tidak hanya mengutamakan dinginnya ruangan dan bukan seperti pendingin pada umumnya. Setelah saya masuk dalam lingkungan perusahaan masih adanya kelemahan dalam sistem administrasi terutama dalam pembukuan pergudangan masih belum sistematis. Di samping itu pembukuan yang ada di perusahaan yang sudah lama berdiri dan berkantor pusat di Jakarta Pusat.
Di PT. Alam Teknik Semesta, barang yang di produksi berupa pendingin ruangan/AC dengan project yang sudah banyak dan memenuhi permintan customers dari berbagai daerah yang ada di Indonesia, kebutuhan material yang banyak di datangkan dari Jerman, Jepang dan Italia. Namun dengan demikian perusahaan harus merencanakan pengaturan permintaan bahan baku yang memerlukan banyak waktu.

2.1        Tujuan Kerja Praktek
Adapun tujuan Kerja Praktek adalah sebagai berikut:
1.      Untuk Mahasiswa.   
a.       Untuk memenuhi mata kuliah Praktek Kerja Lapangan di Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Industri S1, Universitas Pamulang (UNPAM), Tangerang Selatan.
b.      Untuk mengetahui permasalahan–permasalahan yang ada dilingkungan perusahaan.
c.       Untuk menambah wawasan dan kreaktifitas mahasiswa dalam mengatasi masalah yang ada dalam perusahaan atau suatu kasus lainnya, dan mengimplementasikan dengan apa yang sudah didapat dibangku perkuliahan untuk diterapkan didunia kerja.
d.      Untuk mendapatkan pengalaman didunia kerja yang akan bermanfaat dalam studi dan pemanfaatan ditugas akhir serta terjun kedunia nyata.
e.       Mahasiswa dapat mengetahui produktivitas yang sedang berkembang di perusahaan  
2.      Untuk Perusahaan 
a.       Sebagai tolak ukur bagi perusahan dalam memberikan pertimbangan dalam perbaikan para tenaga kerja baru terdidik.
b.      Peserta kerja praktek lapangan melalui bidangnya masing-masing dalam hal pemberian pemecahan masalah yang terjadi  dilingkungan perusahaan.
c.       Memberikan kontribusi yang baik terhadap masyarakat luas dalam kepedulian perusahaan terhadap CSR (Coorporate Social Reponcibility).

3.1           Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang,  maka perumusan masalahnya   sebagai berikut:  
1.         Bagaimana menentukan estimasi bahan baku priode mendatang dengan menggunakan metode peramalan yang tepat?
2.         Berapa jumlah bahan baku yang akan dipesan dan kapan waktu pemesanan yang optimal dengan mengguakan metode?
3.         Berapa safety stock yang optimal untuk masing-masing bahan baku yang berkaitan dengan kebutuhan produksi?

1.4       Pembahasan Masalah
 Untuk menghindari terlalu meluasnya masalah pengambilan keputusan penelitian dibatasi sebagai berikut:
1.         Bahan baku AC dengan banyak kategori tergantung pada jenis barang yang di produksi dengan quantity besar yang menyerap biaya yang tinggi. Dan bahan baku ini sangat berpengaruh pada inventori perusahaan
2.         Data permintaan produksi yang diambil pada priode April 2012 sampai dengan April 2013 dengan permintaan tidak kontinyu.

1.5       Profil Umum Perusahaan
            PT. Alam Teknik Semesta formely PD. Alam Teknik Semesta was estabilised in 1978 by Mr Richard Alam Subiru. In the early years, PD. Alam Teknik Semesta was a semi assembling and contrcting HVAC company, trough great dedication of serving only the best to customers and producing more than 1000 units of HVAC  units in 32 year, PD. Alam Teknik Semesta  strong will growth and expansion has transformed  the company to PT. Alam Teknik Semesta, a company that specialize in manufacturing, assembling and contracting HVAC with committed availability of spare part minimum  of 5 years period. Currently PT. Alam Teknik Semesta has employed more than 50 people witch consist of site tehnician, workshop technikian, dokumentation  and administration staffs . PT. Alam Teknik Semesta base address is at Jl. Pintu Besi 1 blok A/31,  Pasar Baru Villa, Central Jakarta as administrtion office, and as the workshop for manufacturing and assembling units, is located in Cibubur.
As manufacturer , PT. Alam teknik semesta has products of:
1.      Ok”dehumidifier
2.      Direct expantion/choleler AHU units
3.      Cool dry room/storage  refrigration unit
4.      Cold storage refrigration unit
5.      Stability test unit
6.      Laminar air flow unit
7.      Filtered air supply/extaction unit
8.      Water/brine chiller unit
9.      Cooling unit for conveyor
10.  Bag scrubber dust collector unit
11.  Timble kilen dryer unit
As a contactor, PT. Alam Teknik Semesta has handled project of:
1.      HVAC clean system (pharmaceutikal standard)
2.      Cool dry room  storage system
3.      Cold storage system
4.      Drying room (oven, klin dryer)
5.      Stability test room
6.      Dust collector system
7.      Any HVAC system for comercial and industry
            Manajemen yang profesional dan hubungan antara seluruh staff dan pekerja di PT. Alam Teknik Semesta  meyakini bahwa setiap orang diperusahaan mempunyai keahlian dibidang masing-masing sehingga antara staff produksi dan staff administrasi saling bekerja sama dengan baik agar supaya tercapainya suatu tujuan dan kesejahteraan karyawan serta kemajuan perusahaan, dengan ini perusahaan selalu memberikan yang terbaik buat pelanggan dan kesejahteraan karyawan diperusahaan. Hal yang tidak kalah penting adalah kebijakan perusahaan untuk mendukung kemajuan setiap personil individu berprestasi untuk mengembangkan ide yang baik guna kemajuan perusahaan, melalui pelatihan langsung setiap tingkatan, hal ini membut pengetahuan personil menjadi lebih luas, berdedikasi tinggi dan memperbaiki kualitas dari produk yang dihasilkan. Dengan berkembangnya perindustrian Farmasi yang ada di Indonesia kebutuhan akan pendingin ruangan yang berkualitas sangat dibutuhkan, dan selain itu juga perkembangan teknologi yang belum banyak dimiliki oleh perusahan lain, tapi perusahaan lain yang sejenis belum mampu mengimbangi teknologi yang ada di PT. Alam Teknik Semesta, namun demikian umumnya produksi AC central lebih banyak, namun di PT. Alam Teknik Semesta lebih mengutamakan kualitas bukan hanya sekedar ruangan yang dingin. PT. Alam Teknik Semesta memproduksi AC central yang hanya untuk kebutuhan industri Farmasi dan industri kesehatan lainnya. Dengan suhu udara yang stabil yang diharapkan oleh konsumen bisa tercapai sesuai dengan keinginan konsumen, produk AC di PT. Alam Teknik Semesta telah melewati uji kelayakan, dan pengukuran kalibrasi alat ukur yang rutin setiap satu semester (6 bulan), pengujian alat ukur di lakuka di Singapura.
            Struktur Organisasi PT. Alam Teknik Semesta seperti pada gambar 1.1 berikut:







                                                                                                                                                                                   







Gambar 1.1 Stuktur Organisasi PT. Alam Teknik Semesta
(Sumber: PT. Alam Teknik Semesta)
Model Proses Bisnis Maping PT. Alam Teknik Semesta Seperti pada gambar 1.2 berikut:
Gambar 1.2 Model Proses Bisnis Maping PT. Alam Teknik Semesta
(Sumber:  PT. Alam Teknik Semesta)



BAB II
PEMBAHASAN

2.1.      Metode Peramalan
Peramalan (forecasting) merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien khususnya dibidang ekonomi. Peramalan adalah prediksi, proyeksi atau estimasi tingkat kejadian yang tidak pasti dimasa yang akan datang. Ketetapan secara mutlak dalam memprediksi peristiwa dan tingkat kegiatan yang akan datang tidak mungkin dicapai, oleh karena itu perusahaan tidak dapat melihat kejadian yang akan datang secara pasti, diperlukan lama untuk menarik kesimpulan terhadap kejadian yang akan datang
            Peramalan pada umumnya untuk memprediksi pendapatan, biaya, keuntungan, harga, perubahan teknologi, dan bebagai variabel lainya. Dalam lingkungan perusahaan, peramalan kebanyakan digunakan untuk memprediksi atau memperkirakan permintaan yang akan datang. Banyak metode peramalan yang tersedia untuk manajemen, namun yang lebih penting bagi praktisi adalah bagaimana memahami karakteristik suatu metode peramalan agar cocok bagi situasi pengambilan keputusan tertentu, dan secara umum metode peramalan dapat dibagi dua kategori yaitu metode kuantitatif dan metode kualitatif.
            Metode kuantitatif sangat beragam dan setiap teknik memiliki sifat ketetapan dan biaya harus dipertimbangkan dalam menentukan metode tertentu untuk menentukan metode kuantitatif terdapat tiga kondisi yang harus dipenuhi yaitu:
a.       Tersedia tentang informasi masa lalu
b.      Informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk numerik
c.       Di asumsikan bahwa pola masa lalu akan terus berlanjut (runtut)
Metode penelitian kualitatif adalah metode untuk menyelidiki obyek yang  tidak dapat diukur dengan angka-angka ataupun ukuran lain yang bersifat eksak. Penelitian kualitatif juga bisa diartikan sebagai riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Penelitian kualitatif jauh lebih subyektif daripada penelitian atau survei kuantitatif dan menggunakan metode sangat berbeda dari mengumpulkan informasi, terutama individu, dalam menggunakan wawancara secara mendalam dan grup fokus. Teknik pengumpulan data kualitatif diantaranya adalah interview (wawancara), quesionere (pertanyaan-pertanyaan/kuesioner), schedules (daftar pertanyaan), dan observasi (pengamatan, participant observer technique), penyelidikan sejarah hidup (life historical investigation), dan analisis konten (content analysis). Metode kualitatif ada 4 macam:
a.       Metode Historis
Yaitu metode yang menggunakan analisa atau peristiwa-peristiwa dalam masa silam kemudian dijadikan sebagai prinsip-prinsip yang bersifat umum.
b.      Metode Komparatif/Metode Perbandingan
Yaitu metode yang mempergunakan perbandingan antara bermacam-macam masyarakat beserta bidang-bidangnya untuk memperoleh perbedaan-perbedaan dalam persamaan-persamaan, kemudian untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk mengenai perikelakuan manusia dalam masyarakat.
c.       Metode Historis Komparatif
Yaitu metode yang dipergunakan untuk meneliti masyarakat pada masa silam dan masa sekarang.
d.      Metode Case Study / Studi Kasus
Yaitu metode yang dipergunakan dengan tujuan untuk mempelajari sedalam-dalamnya salah satu gejala yang nyata dalam kehidupan bermasyarakat. Obyeknya adalah keadaan kelompok-kelompok dalam masyarakat, lembaga-lembaga masyarakat, maupun individu-individu dalam masyarakat. (Sri W. dan Sutapa Mulya, 2007). Penelitian deskriptif kualitatif berusaha menggambarkan suatu gejala sosial. Dengan kata lain penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat studi. Metode kualitatif ini memberikan informasi yang lengkap sehingga bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan serta lebih banyak dapat diterapkan pada berbagai masalah. Metode penyelidikan deskriptif tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang. Metode ini menuturkan, menganalisa, dan mengklasifikasi ; menyelidiki dengan teknik survey, interview, angket, observasi, atau dengan teknik test ; studi kasus, studi komperatif, studi waktu dan gerak, analisa kuantitatif, studi kooperatif atau operasional. Bisa disimpulkan bahwa metode deskriptif ini ialah metode yang menuturkan dan menafsirkan data yang ada, misalnya tentang situasi yang dialami, satu hubungan, kegiatan, pandangan, sikap yang menampak, atau tentang satu proses yang sedang berlangsung, pengaruh yang sedang bekerja, kelainan yang sedang muncul, kecenderungan yang menampak, pertentangan yang meruncing, dan sebagainya.
Pelaksanaan metode-metode deskriptif tidak terbatas hanya sampai pada pengumpulan dan penyusunan data, tetapi meliputi analisa dan interpretasi tentang arti data itu. Karena itulah maka dapat terjadi sebuah penyelidikan deskriptif, membandingkan persamaan dan perbedaan fenomena tertentu lalu mengambil bentuk studi komperatif ; atau mengukur sesuatu dimensi seperti dalam berbagai bentuk studi kuantitatif, angket, test, interview, dan lain-lain. Ciri-ciri metode deskriptif itu sendiri adalah memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah-masalah yang aktual, kemudian data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan, dan kemudian dianalisa (karena itu metode ini sering pula disebut metode analitik). Sifat-sifat lainnya adalah sama seperti pada setiap metode penyelidikan secara umum. Untuk memperoleh hasil sebesar-besarnya, seorang penyelidik umumnya mengusahakan agar :
1.         Menjelaskan setiap langkah penyelidikan deskriptif itu dengan teliti dan terperinci, baik mengenai dasar-dasar metodologi maupun mengenai detail teknik secara khusus.
2.         Menjelaskan prosedur pengumpulan data, serta pengawasan dan penilaian terhadap data itu.
3.         Memberi alasan yang kuat mengapa dalam metode deskriptif tersebut penyelidik mempergunakan teknik tertentu dan bukan teknik lainnya. (Winarno, 1994)
Pengertian penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai penelitian yang menghasilkan data deskriptif mengenai kata-kata lisan maupun tertulis, dan tingkah laku yang dapat diamati dari orang-orang yang diteliti (Taylor dan Bogdan, 1984:5). Penelitian kualitatif yang berakar dari ‘paradigma interpretatif’ pada awalnya muncul dari ketidakpuasan atau reaksi terhadap ‘paradigma positivist’ yang menjadi akar penelitian kuantitatif. Dipandang dari sudut pendekatan dan proses penelitiannya,
Peramalan kualitatif umumnya bersifat subjektif dan bergantung pada pengalaman, keahlian, dan pendapat seseorang. Metode ini lebih digunakan ketika terdapat faktor-faktor yang menyebabkan data menjadi berubah seperti perkiraan penjualan ketika menggunakan teknologi baru seperti internet, adanya promo penjualan bulan depan, atau bahkan ketika produk baru diluncurkan.  Beberapa model peramalan yang termasuk dalam peramalan kualitatif adalah sebagai berikut:

1.      Metode delphi
Sekelompok pakar mengisi kuesioner, Moderator menyimpulkan hasilnya dan memformulasikan menjadi suatu kuesioner baru yang diisi kembali oleh kelompok tersebut, demikian seterusnya. Hal ini merupakan proses pembelajaran dari kelompok tanpa adanya tekanan atau intimidasi individu.

 2. Market research
Merupakan metode peramalan berdasarkan hasil-hasil dari survei pasar yang dilakukan oleh tenaga-tenaga pemasaran produk atau yang mewakilinya. Metode ini akan menjaring informasi dari pelanggan atau pelanggan potensial (konsumen) berkaitan dengan rencana pembelian mereka dimasa mendatang. Riset pasar tidak hanya akan membantu peramalan, tetapi juga untuk meningkatkan desain produk dan perencanaan untuk produk-produk baru.

 3. Life cycle analogy
Secara umum, hampir semua produk akan mengikuti product life cycle (PLC) yang meliputi introduction, growth, maturity, dan decline. Berdasar pada pengalaman produk yang sama pada periode yang lalu, seseorang dapat membuat model yang sama dengan produk tersebut.
4. Panel consensus
Peramalan semata-mata berdasarkan pertimbangan manajemen, umumnya oleh manajemen senior. Metode ini akan cocok dalam situasi yang sangat sensitif terhadap intuisi dari suatu atau sekelompok kecil orang yang karena pengalamannya mampu memberikan opini yang kritis dan relevan. Teknik akan dipergunakan dalam situasi dimana tidak ada situasi dimana tidak ada alternatif lain dari model peramalan yang dapat diterapkan. Bagaimanapun metode ini mempunyai banyak keterbatasan, sehingga perlu dikombinasikan dengan metode peramalan yang lain.

2.2              Metode Dekomposisi
Metode dekomposisi ini menguraikan bentuk data tersebut kedalam tiga komponen yang terpisah. Ketiga komponen yang dimaksud adalah factor trend, siklis dan faktor musiman. Trend menggambarkan keadaan jangka panjang yang dapat bertambah atau berkurang atau bahkan terjadi perubahan.
Persamaan matematik pendekatan dekomposisi sebagai berikut

                                            =f( , , , )


Dimana :
        =  Nilai deret pada priode t
        =  Komponen musiman pada priode t
         =  Komponen trend pada priode t
        =  Komponen siklis pada priode t
        =  Komponen kesalahan (error) pada periode t.
            Persamaan model dekomposisi tersebut dapat dilakukan dalam bentuk perkalian dan penjumlahan tetapi dalam penulisan ini, penulis menggunakan bentuk perkalian formula dalam bentuk perkalian ini sebagai berikut:

= . . .
                                    
             adalah kesalahan random yang tidak dapat diramalkan dan biasanya ahli statistika menyebut komponen irregular. Model perkalian ini sering digunakan dimana komponen faktor musim dan siklus dinyatakan dalam bentuk indeks.

2.1.2    Persediaan (Inventory)
            Persediaan (Inventory) stock material yang ada pada suatu waktu tertentu atau asset nyata yang dapat dilihat, diukur atau dihitung atau dapat juga dikatakan sebagai sumber daya yang menganggur untuk menunggu proses lebih lanjut. Kesedian dapat membuat kelancaran dan efisiensi kelanjutan manufacturing dengan kondisi tidak bergantung pada bagian departemen tertentu dalam kegiatan secara keseluruhan. Persediaan juga dapat membantu penyeimbangkan pasokan sekaligus menekan permintaan pasar.
2.1.3        Pengendalian Persediaan Bahan Baku
Kegiatan perusahaan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan kegaitan produksi. Perusahaan mengadakan kegiatan produksi untuk memenuhi kebutuhan pasar. Untuk mengadakan kegiatan produksi harus ada persediaan bahan baku. Bahan baku adalah sumberdaya yang harus dikelola dengan baik, tidak ada industri tanpa adanya persediaan bahan baku atau material.
Persediaan (inventori) bahan baku sebagai kekayaan perusahaan miliki peranan penting dalam bisnis industry manufactur. Bahan baku merupakan faktor utama dalam menjalankan bisnis untuk kelancaran proses produk perusahaan. Baik perusahaan besar ataupun perusahaan kecil. Masalah besarnya penentuan persediaan bahan baku material menjadi persoalan penting dalam bisnis manufaktur, karena persediaan mempunyai efek langsung pada keuntungan perusahaan. Kesalahan menentukan biaya investasi (modal yang tertanam) dalam persediaan akan menentukan keuntungan perusahaan. Adanya persediaan bahan baku yang terlalu besar dibanding kebutuhan perusahaan akan menambah beban bunga, biaya pemeliharaan dan biaya penyimpanan dalam gudang, serta kemungkinan terjadinya penyusutan kualitas sehingga akan mempengaruhi keuntungan perusahaan demikian pula sebaliknya, persediaan bahan baku yang terlalu kecil dalam perusahaan akan mengakibatkan proses produksi yang terhambat karena persediaan tidak mencukupi kebutuhan produksi sehingga terjadi penghambatan proses produksi dan perusahaan akan mengalami kerugian.
Cara penyelenggaraan persedian (inventory) bahan baku yang berbeda-beda untuk setiap perusahaan, waktu penggunaannya, maupun jumlah biaya untuk membeli bahan baku tersebut. Perlunya persediaan (inventory) bahan baku bagi perusahaan merupakan akibat dari:
a.       Mekanisme pemenuhan produksi, proses suatu barang yang tidak dilaksanakan dengan segera bila bahan bakunya tidak tersedia
b.      Keinginan meredam ketidakpastian, adanya permintaan yang bervariasi dalam jumlah dan waktu-waktu pembuatan yang cenderung tidak konstan dan pengiriman bahan baku cenderung tidak pasti
c.       Kemungkinan melakukan spekulasi yang bertujuan mendapat keuntungan besar dari kenaikan harga bahan baku pada masa mendatang.
      Sehingga masalah kuantitatif yang berkaitan dengan persediaan (inventory) bahan baku adalah pengendalian bahan baku agar bisa tepat waktu, mengendalikan banyaknya bahan baku yang datang termasuk persediaan pengaman dan mengendalikan biaya persediaan agar diperoleh biaya total minimum.

3.         Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persediaan Bahan Baku
        Ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi persediaan bahan baku. Faktor-faktor tersebut akan saling berkaitan, sehingga secara bersama-sama akan mempengaruhi persediaan bahan baku. Adapun faktor-faktor yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a.          Perkiraan Pemakaian/Peramalan
        Sebelum kegiatan pembelian bahan baku dilakukan maka manjemen harus memperkirakan kebutuhan bahan baku yang akan dipergunakan dalam proses produksi pada suatu priode. Perkiraan kebutuhan bahan baku ini merupakan perkiraan berapa besar jumlahnya bahan baku yang akan dipergunakan oleh perusahaan pada proses produksi pada priode yang akan datang dalam hal ini di perkirakan pemakaian/peramalan dilakukan pada uraian sebelumnya.
b.         Harga Bahan Baku 
        Harga bahan baku adalah salah satu faktor penentu kebijakan dalam persediaan bahan baku (inventory) dan merupakan penyusunan berapa besar dana perusahaan dalam penentuan yang harus disediakan dalam penentuan investasi perusahaan untuk kebutuhan bahan baku.
c.          Biaya-biaya Persediaan
        Biaya-biaya untuk menyelenggarakan persediaan bahan baku ini sudah selayaknya diperhitungkan dalam penentuan besarnya persediaan bahan baku. Biaya-biaya yang berhubungan dengan persediaan disini dapat berupa biaya pembelian bahan baku, biaya penyimpanan (corring cost atau holding cost) dan biaya pemesanan (ordering cost)
d.         Pemakaian Aktual
        Pemakaian bahan baku dari priode-priode yang lalu (data permintaan aktual) merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan. Seberapa besar penyerapan bahan baku oleh proses produksi perusahaan serta bagaimana perkiraan pemakaian bahan baku yang sudah disusun senantiasa harus dianalisa. Dengan demikian akan dapat disusun perkiraan kebutuhan bahan baku yang mendekati kenyataan.
e.          Waktu Tunggu (Lead Time)
        Waktu tunggu adalah tenggang waktu yang diperhatikan antara saat pemesanan bahan baku sampai dengan datangnya bahan baku

4.         Model Persediaan (Inventory Model)
        Dalam system inventory model deterministik dikenal dua tipe dasar inventori, yaitu fixed order quantity  (FOQ) dan fixed order interval (FOI). Metode fixed order quantity   
a.       Metode FOQ yang biasa disebut juga dengan Metode EOQ (economic order quantity) ini digunakan untuk menentukan berapa jumlah bahan baku yang akan dipesan yang meminimumkan biaya penyimpanan persediaan dan biaya pemesanan persediaan.
Metode FOQ merupakan model persediaan yang akan membantu perusahaan agar investasi yang ditanamkan dalam persediaan tidak berlebihan tapi perusahaan tidak mengalami kekurangan persediaan. Metode ini sering dipakai karena mudah untuk diaksanakan yang mampu mengatasi solusi mengatasi permasalahan inventory perusahaan, Karena perhitungan menggunakan FOQ tidak saja berapa persediaan yang paling efisien bagi perusahaan, juga akan diketahui berapa biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan dan persediaan bahan baku yang dimilikinya, (dihitung dengan menggunakan TIC (total inventory control) dan waktu yang tepat untuk melakukan pemesanan kembali.
Total inventory cost (TIK) =biaya pembelian+biaya pemesanan+biaya penyimpanan
 
                

Rumus Penyimpanan sebagai berikut:


Total biaya pemesanan                           =C x T
Sedangkan                                                T=
Total biaya pemesanan                              =
Rata-rata persediaan                                 =


  Sehingga biaya penyimpanan menjadi

Total biaya penyimpanan                     =






         Dengan demikian total biaya perseiaan TIC dengan menggunakan model persamaan metode FOQ akan menjadi

TIC=P.R  +  

Dimana :
     R     = Total Demand/Tahun Per Unit (Requitment atau Revenue)
     P     = Harga Pembelian Bahan Baku Per Unit (Purchasing Cost)
     C     = Biaya Pesan/Sekali Pesan
     Q     = Jumlah Order Dalam Unit (Quantity Order)
     H     = Biaya Penyimpanan/Tahun Per Unit (Holding Cost)
     F     = Fraksi Biaya Simpan Tahunan (dalam persentase)
     TIC = Total Biaya Persediaan  (Total Inventory Cost) selama satu priode
     Q akan optimal jika TIC minimal, hal ini kan dicapai apabila maka:

TIC=P.R+ +
= -  +  = 0
 =
H.Q² = 2C.R
Q²=
Q²= =


  








Q*=

     Pada titik EOQ biaya pemesanan akan sama dengan biaya penyimpanan. Maka untuk menentukan biaya EOQ atau jumlah bahan baku yang akan dipesan sebagai berikut :




     Metode FOQ dapat dihitung dengan menggunakan antara biaya penyimpanan per unit, biaya pemesanan setiap kali pesan, jumlah kebutuhan bahan baku untuk satu priode atau harga beli bahan baku per unit.

b.      Metode  Fixed Order Interval  
Metode FOI ini merupakan metode yang digunakan untuk mengetahui kapan         waktu pemesanan yang optimal yang harus dilakukan.
        Total biaya dengan menggunakan model persamaan FOI:
        Total Cost (TC)= Biaya pembelian + Biaya pemesanan + Biaya Penyimpanan

= P.R +  +


Di mana T = interval pemesanan tiap tahun
Pada titik EOQ biaya pemesanan akan sama dengan biaya penyimpanan,

 =

H.R.T²=2C

T² =

Sehingga didapat persamaan interval persamaan optimal sebagai berikut:
T* =     =EOQ dalam tahun
Dan diperoleh pemesanan jumlah optimal dalam satu tahun sebagai berikut:
M* =
Persediaan maksimum:

E =






Dimana :
T* = Interval pemesanan dalam tahun
L  = lead time order
M = Jumlah Order Pertahun
E  = Maksimum Inventory
N  = Hari kerja dalam tahun
     Untuk  Economik order quantity (EOQ) dengan interval pemesanan yang optimal persamaan total biaya tahunan sebagai berikut:
         TC(T*)=P.R + H.R.T*
 
                         

5.         Menentukan Safety Stock
      Dalam Metode Fixed Order Quantity diasumsikan bahwa baik permintaan maupun waktu pesan sampai tiba (lead time) permintaan bahan baku adalah konstan atau tetap. Namun pada kenyataannya, permintaan dan waktu pesan sampai tiba penerimaan bahan baku tersebut adalah berubah-ubah. Untuk mengatasi resiko yang muncul akibat perubahan tersebut adalah menyimpan persedian dengan jumlah yang lebih besar dari jumlah pemakaian yang disebut safety stock .
           Safety stock adalah jumlah inventory yang diadakan untuk mengatasi permintaan barang yang tidak kompeten. Safety stock digunakan sebagai cadangan jika terjadi peningkatan permintaan barang yang tidak diinginkan, keterlambatan pengiriman dari supplier. Terjadi kekurangan persediaan barang atau stock out dapat disebabkan karena persediaan penggunaan persediaan yang lebih besar dari persediaan yang lebih besar dari perkiraan semula atau ketelambatan dalam penerimaan barang yang dipesan. Dengan diadakan safety stock ini menghindari kerugian timbulnya akibat  stock out  sebaiknya hal ini akan menambahkan biaya penyimpanan jadi dalam menyediakan safety stock harus dapat diusulkan agar dapat ditekan biaya serendah mungkin. Untuk menentukan jumlah safety stock dapat menggunakan metode perbedaan pemakaian maksimum dan rata-rata dalam jangka waktu tertentu, kemudian selisih tersebut dikalikan dengan lead time (dalam bulan atau dalam minggu)
    Safety stock = (pemakaian musiman–pemakaian rata-rata) x lead time
                        = (  - ) x lead time
                      Dimana  N =jumlah data series


6.            Pengumpulan Data
Seperti yang disebut pada bab sebelumnya bahwa untuk mendukung penulisan ini dibutuhkan data seperti permintaan bahan baku besi untuk pembuatan AC central seperti tabel 2.1 berikut:
Tabel 2.1 Salah Satu Material Besi Untuk Produksi Pembuatan AC
MATERIAL BESI


Priode
Jenis Material

Siku 4
Siku 5
Siku 6
Unp 5
Unp 6
Unp 8
Ump
10
Jumlah

Apr-12
56
9
3
3
4
4
12
91

Mei
135
81
36
5
24
29
8
318

Juni
132
57
2
6
20
20
19
256

Juli
13
28
3
4
8
6
0
62

Agustus
4
4
9
1
11
7
0
32

September
7
6
0
0
59
9
6
80

Oktober
9
20
1
12
20
13
10
76

November
4
45
2
40
32
12
12
143

Desember
9
0
1
20
4
8
14
47

Januari
12
16
8
30
24
4
0
74

Febuari
15
10
2
20
10
20
7
69

Maret
22
27
22
4
22
11
7
115

Apr-13
452
113
0
13
12
7
18
615

Total
870
430
89
158
250
150
113
2.080

(Sumber: Data Gudang PT. Alam Teknik Semesta)
Sesuai dengan pembatasan masalah yang telah disebutkan bahwa bahan baku yang dikategorikan fast moving dengan quantity besar dengan menyerap biaya yang tinggi secara signifikan yang mempengaruhi sistem inventory level perusahaan, maka penulis mengambil kesimpulan untuk mengambil bahan baku besi sebagai objek penelitian. Pengambilan data sampel ini untuk mengetahui seberapa banyak material ini digunakan dan menjadikan acuan pada perusahaan seberapa banyak material ini harus melakukan stock persediaan bahan baku dan melakukan safety stock agar perusahaan tidak mengalami kekurangan bahan baku pada saat produksi sedang berlangsung. PT. Alam Teknik Semesta tidak mempunyai stock bahan baku yang pasti, karena perusahaan ini termasuk dalam strategi respons permintaan konsumen, kemudian dibuat atau dengan sebutan design to order. Yaitu pembuatan produk sesuai dengan permintaan pelanggan yang tidak menyediakan barang jadi untuk dijual, perusahaan tidak menyediakan produk yang sudah jadi dengan demikian perusahaan tidak mempunyai sistem inventori.
Dari tabel 2.1 tampak bahwa pola historis dari data aktual permintaan bahan baku besi menunjukan adanya fluktuasi musiman dengan kecenderungan menaik. Fluktuasi musiman adanya kesamaan permintaan. Meskipun permintaan yang tidak stabil berdasarkan kenyataan ini akan menggunakan peramalan analisis kecenderunga, terlebih dahulu berdasarkan indek musiman (seasonal index) seperti ditunjukan pada tabel 2.1 nilai indek pada musim adalah 13.
Tabel 2.2 berikut data aktual permintaan bahan baku untuk produksi AC central pada priode bulan April 2012 sampai dengan bulan April 2013 adalah sebagai berikut:
Tabel. 2.2 data aktual permintaan besi
Bulan
Indek Waktu (t)
Permintaan Aktual
April
1
124
Mei
2
318
Juni
3
256
Juli
4
70
Agustus
5
43
September
6
87
Oktober
7
85
Nopember
8
147
Desember
9
70
Januari 2013
10
99
Febuari
11
84
Maret
12
115
April
13
615
(sumber: PT.Alam Teknik Semesta)
































Dari tabel 2.2 rata-rata permintaan bahan baku adalah 162.5. Sesuai dengan jumlah bulan dalam triwulan dalam satu tahun. Permintaan aktual besi seperti pada gambar 2.1 berikut:
Gambar 2.1 Permintaan Aktual Besi
            Pola historis dari data aktual permintaan bahan baku yang diminta untuk produksi.




BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1           Kesimpulan
Kesimpulan pada laporan kerja praktek ini adalah sebagai berikut:
1.      Dari pembahasan dan analisa dari kebutuhan bahan baku pada permintaan produksi di PT. Alam Teknik Semesta, pada priode April 2012 sampai dengan April 2013 diperoleh peramalan selama 13 bulan dan rata-rata permintaan bahan baku besi dengan indek musiman, dengan rata-rata permintaan perbulan adalah 2113 dibagi 13 bulan adalah 162.
2.      Permintaan bahan baku yang tidak rata dan dikarenakan perusahaan tidak memproduksi barang yang sama secara terus menerus, namun perusahaan akan memproduksi sesuai dengan permintaan dari konsumen.  
3.      Perusahaan ini masuk dalam kategori design to engineering dan tidak memproduksi secara terus menerus tanpa adanya permintaan dari konsumen.

3.2              Saran
           Adapun saran penulis kepada perusahaan adalah sebagai berikut:
1.      Dalam penyusunan perencanaan yang efisien dan efektif sebaiknya terlebih dahulu dilakukan peramalan mengenai keadaan yang dibutuhkan dengan perencanaan yang hendak dibuat.
2.      Tugas utama manajer pembelian atau dengan sebutan Manajer PPIC yang dibutuhkan oleh perusahaan, untuk persiapan barang yang akan diproduksi setelah adanya permintaan dari konsumen maka setidaknya manajer telah mempersiapkan kebutuhan material yang dibutuhkan oleh produksi, dan melihat data historis kebutuhan material yang sudah pernah dikerjakan atau diproduksi sebelumnya. Karena perusahaan tidak menyediakan stock bahan baku maka perencanaan disusun secara rapi guna menghindari terhentinya produksi akibat kekurangan bahan baku. Kewajiban seorang manajer harus bisa meramalkan kebutuhan bahan baku yang akan diproduksi dan menghindari pelonjakan akibat dari ekonomi tidak stabil.  

DAFTAR PUSTAKA

Hadi, Sutrisno. 1980. Statistik II, Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi      
            UGM
Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Parade, Pontas. 2003 Manajemen Operasi & Produksi. Medan Perindustrian Dan
Perdagangan.

Vincent, G 2002 PPIC MANUFACTURING 21, Gramedia Pustaka Utama
Anonym. 1986. User`s manual for iteam, Rascal, and ascal. Assessment Systems   
  Corporation.
Bagong Suyanto dan Sutinah. 2006. Metode Penelitian Sosial. Jakarta : Kencana
Mg. Sri Wiyarti dan Sutapa Mulya. 2007. Sosiologi. Surakarta : UNS Press
Surakhmad, Winarno. 1994. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung : Tarsito












Gambar 1 Proses Pembuatan AC
(Sumber: PT. Alam Teknik Semesta)
Gambar 2 Row Material AC
(Sumber: PT.Alam Teknik Semesta)
Gambar 3  Mesin Pembuat Evavulator AC
(Sumber: PT. Alam Teknik Semesta)
Gambar 4.  Raw Material AC
(Sumber: PT. Alam Teknik Semesta)
Gambar 5 Barang Jadi yang Sudah Terpasang diTempat Konsumen.
 (Sumber: PT. Alam Teknik Semesta)