BAB
I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang Masalah.
Perkembangan
industri dari zaman ke zaman semakin
maju
seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan akan hasil yang di dapat
dari industri yang berguna dan bermanfaat untuk kelangsungan hajat hidup orang
banyak, segala upaya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan akan informasi dan
teknologi demi kebutuhan dan perkembangan dunia industri yang telah
dilaksanakan dengan baik.
Dengan memenuhi kebutuhan manusia yang tak terbendung dengan berbagai kebutuhan
yang harus di imbangi dengan perkembangan zaman, informasi dan teknologi
sehingga untuk mencapai kebutuhan tersebut maka para ahli teknik atau sarjanawan
ilmu teknologi berusaha memenuhi kebutuhan teknologi tersebut.
Dan teknologi memegang peran penting
dalam perkembangan teknologi
untuk
efisiensi produktifitas,
efisiensi energi dan efisiensi kinerja
produksi. Sama halnya dalam apa yang sedang berkembang pada kemajuan teknologi
dan informasi dan persaingan antar industri, apalagi dalam perkembangan
industri pendingin ruangan/air condicioner
(AC),
yang dimana banyak macam
teknologi yang dipakai dalam teknologi ini, namun tidak lepas dari kontrol pengawasan
badan lingkungan hidup, karena AC yang di produksi di PT. Alam Teknik Semesta untuk
keperluan instansi
seperti: rumah sakit, pabrikasi obat, laboratorium khusus dan lain-lain. Dengan laporan kerja praktek inilah penulis akan
menjabarkan laporan pembukuan yang digunakan
di perusahaan ini yang masih menggunakan sistem
yang manual belum adanya penggunaan
yang sistematis di PT.
Alam Teknik Semesta.
Sebuah perusahaan yang bergerak di
bidang pembuatan AC khusus Farmasi
dan intansi tertentu yang tidak hanya mengutamakan dinginnya ruangan dan bukan
seperti pendingin pada umumnya. Setelah
saya masuk dalam lingkungan perusahaan masih adanya kelemahan dalam sistem
administrasi terutama dalam pembukuan pergudangan masih belum sistematis. Di samping itu pembukuan
yang ada di perusahaan
yang sudah lama berdiri dan berkantor pusat di Jakarta Pusat.
Di PT. Alam Teknik Semesta,
barang yang di produksi berupa pendingin ruangan/AC dengan project yang sudah banyak dan memenuhi permintan customers dari
berbagai daerah yang ada di Indonesia,
kebutuhan material yang banyak di
datangkan dari Jerman, Jepang dan Italia. Namun dengan demikian perusahaan harus merencanakan
pengaturan permintaan bahan baku yang memerlukan banyak waktu.
2.1
Tujuan Kerja Praktek
Adapun tujuan Kerja Praktek adalah
sebagai berikut:
1. Untuk
Mahasiswa.
a. Untuk
memenuhi mata kuliah Praktek
Kerja Lapangan di Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Industri S1, Universitas Pamulang (UNPAM),
Tangerang Selatan.
b. Untuk
mengetahui permasalahan–permasalahan yang ada dilingkungan perusahaan.
c. Untuk
menambah wawasan dan kreaktifitas mahasiswa dalam mengatasi masalah yang ada dalam
perusahaan atau suatu kasus lainnya, dan mengimplementasikan dengan apa yang
sudah didapat dibangku perkuliahan untuk diterapkan didunia kerja.
d. Untuk
mendapatkan pengalaman didunia
kerja yang akan bermanfaat dalam studi dan pemanfaatan ditugas akhir serta
terjun kedunia nyata.
e. Mahasiswa
dapat mengetahui produktivitas
yang sedang berkembang di perusahaan
2. Untuk
Perusahaan
a. Sebagai
tolak ukur bagi perusahan dalam memberikan pertimbangan dalam perbaikan para
tenaga kerja baru terdidik.
b. Peserta kerja praktek lapangan melalui
bidangnya masing-masing dalam hal pemberian pemecahan masalah yang terjadi dilingkungan
perusahaan.
c. Memberikan
kontribusi yang
baik terhadap masyarakat
luas dalam kepedulian perusahaan terhadap CSR (Coorporate
Social Reponcibility).
3.1
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang, maka
perumusan masalahnya sebagai berikut:
1.
Bagaimana menentukan
estimasi bahan baku priode mendatang dengan menggunakan metode peramalan yang
tepat?
2.
Berapa jumlah bahan
baku yang akan dipesan dan kapan waktu pemesanan yang optimal dengan mengguakan
metode?
3.
Berapa safety
stock yang optimal untuk masing-masing bahan baku yang berkaitan dengan kebutuhan
produksi?
1.4 Pembahasan Masalah
Untuk menghindari
terlalu meluasnya masalah pengambilan keputusan penelitian dibatasi
sebagai berikut:
1.
Bahan baku AC
dengan banyak kategori tergantung pada jenis barang yang di produksi dengan quantity besar yang menyerap biaya yang
tinggi. Dan bahan baku ini sangat berpengaruh pada inventori perusahaan
2.
Data permintaan
produksi yang diambil pada priode April 2012 sampai dengan April 2013 dengan
permintaan tidak kontinyu.
1.5 Profil Umum
Perusahaan
PT. Alam Teknik Semesta formely PD. Alam Teknik Semesta
was
estabilised in 1978 by Mr Richard Alam Subiru. In the early years, PD. Alam Teknik Semesta was a semi assembling and contrcting HVAC
company, trough great dedication of serving only the best to customers and producing more
than 1000 units of HVAC units in 32 year, PD.
Alam Teknik Semesta
strong will growth and expansion has transformed the company to PT. Alam Teknik Semesta, a company that
specialize in manufacturing, assembling and
contracting HVAC with committed availability of spare part minimum of 5 years period. Currently PT. Alam Teknik
Semesta has employed
more than 50 people witch consist of site tehnician, workshop
technikian,
dokumentation and administration staffs . PT.
Alam Teknik Semesta base
address is at Jl.
Pintu Besi 1 blok A/31, Pasar
Baru Villa, Central Jakarta as
administrtion office, and
as the workshop for manufacturing and assembling units, is located in Cibubur.
As manufacturer , PT. Alam teknik semesta has products of:
1.
“Ok”dehumidifier
2.
Direct
expantion/choleler AHU units
3.
Cool
dry room/storage refrigration unit
4.
Cold
storage refrigration unit
5.
Stability
test unit
6.
Laminar
air flow unit
7.
Filtered
air supply/extaction unit
8.
Water/brine
chiller unit
9.
Cooling
unit for conveyor
10. Bag scrubber dust
collector unit
11. Timble kilen dryer unit
As a contactor, PT. Alam Teknik Semesta has handled project of:
1.
HVAC
clean system (pharmaceutikal standard)
2.
Cool
dry room storage system
3.
Cold
storage system
4.
Drying
room (oven, klin dryer)
5.
Stability
test room
6.
Dust
collector system
7.
Any
HVAC system for comercial and industry
Manajemen yang profesional dan
hubungan antara seluruh staff
dan pekerja di PT. Alam Teknik Semesta meyakini bahwa setiap orang diperusahaan
mempunyai keahlian
dibidang masing-masing sehingga antara staff produksi dan staff administrasi
saling bekerja sama dengan baik agar
supaya tercapainya suatu tujuan dan kesejahteraan karyawan serta kemajuan perusahaan,
dengan ini perusahaan selalu memberikan yang terbaik buat pelanggan dan
kesejahteraan karyawan diperusahaan. Hal yang tidak kalah
penting adalah kebijakan perusahaan untuk mendukung kemajuan setiap personil
individu berprestasi untuk mengembangkan ide yang baik guna kemajuan perusahaan,
melalui pelatihan langsung setiap tingkatan, hal ini membut pengetahuan
personil menjadi lebih luas, berdedikasi tinggi dan memperbaiki kualitas dari produk
yang dihasilkan. Dengan
berkembangnya perindustrian Farmasi
yang ada di Indonesia
kebutuhan akan pendingin ruangan yang berkualitas sangat dibutuhkan, dan selain
itu juga perkembangan teknologi yang belum banyak dimiliki oleh perusahan lain, tapi perusahaan lain yang sejenis
belum mampu mengimbangi teknologi yang ada di PT. Alam Teknik Semesta, namun demikian umumnya produksi
AC central lebih banyak, namun di PT. Alam Teknik Semesta lebih
mengutamakan kualitas
bukan hanya sekedar ruangan yang dingin. PT. Alam Teknik Semesta memproduksi AC central yang hanya untuk kebutuhan
industri Farmasi
dan industri kesehatan lainnya. Dengan suhu
udara yang stabil yang diharapkan oleh konsumen bisa tercapai sesuai dengan
keinginan konsumen, produk AC di
PT. Alam Teknik
Semesta telah melewati
uji kelayakan, dan pengukuran kalibrasi alat ukur yang rutin setiap satu semester (6 bulan), pengujian alat ukur di lakuka di Singapura.
Struktur Organisasi PT. Alam Teknik
Semesta seperti pada gambar 1.1 berikut:
Gambar 1.1
Stuktur Organisasi PT. Alam Teknik Semesta
(Sumber:
PT. Alam Teknik Semesta)
Model Proses Bisnis Maping PT. Alam Teknik Semesta Seperti
pada gambar 1.2 berikut:
Gambar 1.2 Model Proses Bisnis Maping PT. Alam Teknik Semesta
(Sumber: PT. Alam Teknik Semesta)
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Metode Peramalan
Peramalan (forecasting) merupakan alat bantu yang penting dalam
perencanaan yang efektif dan efisien khususnya dibidang ekonomi.
Peramalan adalah prediksi, proyeksi atau estimasi tingkat kejadian yang tidak
pasti dimasa yang akan datang. Ketetapan secara mutlak dalam memprediksi
peristiwa dan tingkat kegiatan yang akan datang tidak mungkin dicapai, oleh
karena itu perusahaan tidak dapat melihat kejadian yang akan datang secara
pasti, diperlukan lama untuk menarik kesimpulan terhadap kejadian yang akan
datang
Peramalan pada umumnya untuk memprediksi pendapatan, biaya, keuntungan, harga, perubahan teknologi, dan bebagai variabel lainya. Dalam lingkungan perusahaan,
peramalan kebanyakan digunakan untuk memprediksi atau memperkirakan permintaan yang
akan datang. Banyak metode peramalan yang tersedia untuk manajemen, namun yang lebih penting bagi praktisi adalah
bagaimana memahami karakteristik suatu metode peramalan agar cocok bagi situasi
pengambilan keputusan tertentu, dan secara umum metode peramalan dapat dibagi
dua kategori yaitu metode kuantitatif dan metode kualitatif.
Metode kuantitatif
sangat beragam dan setiap teknik memiliki sifat ketetapan dan biaya harus
dipertimbangkan dalam menentukan metode tertentu untuk menentukan metode
kuantitatif terdapat tiga kondisi yang harus dipenuhi yaitu:
a.
Tersedia tentang informasi masa lalu
b.
Informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk
numerik
c.
Di asumsikan bahwa pola masa lalu akan terus berlanjut
(runtut)
Metode penelitian kualitatif adalah metode untuk menyelidiki obyek yang tidak dapat diukur dengan angka-angka ataupun
ukuran lain yang bersifat eksak. Penelitian kualitatif juga bisa diartikan
sebagai riset yang
bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Penelitian kualitatif jauh lebih
subyektif daripada penelitian atau survei kuantitatif dan menggunakan metode sangat berbeda
dari mengumpulkan informasi, terutama individu, dalam menggunakan wawancara
secara mendalam dan grup fokus. Teknik pengumpulan data kualitatif diantaranya
adalah interview (wawancara), quesionere
(pertanyaan-pertanyaan/kuesioner), schedules (daftar pertanyaan), dan
observasi (pengamatan, participant observer technique), penyelidikan
sejarah hidup (life historical investigation), dan analisis konten (content
analysis). Metode kualitatif ada 4 macam:
a.
Metode
Historis
Yaitu metode yang menggunakan analisa
atau peristiwa-peristiwa dalam masa silam kemudian dijadikan sebagai
prinsip-prinsip yang bersifat umum.
b.
Metode
Komparatif/Metode Perbandingan
Yaitu metode yang mempergunakan
perbandingan antara bermacam-macam masyarakat beserta bidang-bidangnya untuk
memperoleh perbedaan-perbedaan dalam persamaan-persamaan, kemudian untuk
mendapatkan petunjuk-petunjuk mengenai perikelakuan manusia dalam masyarakat.
c.
Metode
Historis Komparatif
Yaitu metode yang dipergunakan untuk
meneliti masyarakat pada masa silam dan masa sekarang.
d.
Metode
Case Study / Studi Kasus
Yaitu metode yang dipergunakan dengan tujuan untuk mempelajari
sedalam-dalamnya salah satu gejala yang nyata dalam kehidupan bermasyarakat.
Obyeknya adalah keadaan kelompok-kelompok dalam masyarakat, lembaga-lembaga
masyarakat, maupun individu-individu dalam masyarakat. (Sri W. dan Sutapa
Mulya, 2007). Penelitian deskriptif kualitatif berusaha menggambarkan suatu
gejala sosial. Dengan kata lain penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan
sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat studi. Metode kualitatif ini
memberikan informasi yang lengkap sehingga bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan serta lebih banyak dapat diterapkan pada berbagai masalah. Metode
penyelidikan deskriptif tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa
sekarang. Metode ini menuturkan, menganalisa, dan mengklasifikasi ; menyelidiki
dengan teknik survey, interview, angket, observasi, atau dengan teknik test ;
studi kasus, studi komperatif, studi waktu dan gerak, analisa kuantitatif,
studi kooperatif atau operasional. Bisa disimpulkan bahwa metode deskriptif ini
ialah metode yang menuturkan dan menafsirkan data yang ada, misalnya tentang
situasi yang dialami, satu hubungan, kegiatan, pandangan, sikap yang menampak,
atau tentang satu proses yang sedang berlangsung, pengaruh yang sedang bekerja,
kelainan yang sedang muncul, kecenderungan yang menampak, pertentangan yang
meruncing, dan sebagainya.
Pelaksanaan metode-metode deskriptif
tidak terbatas hanya sampai pada pengumpulan dan penyusunan data, tetapi
meliputi analisa dan interpretasi tentang arti data itu. Karena itulah maka
dapat terjadi sebuah penyelidikan deskriptif, membandingkan persamaan dan
perbedaan fenomena tertentu lalu mengambil bentuk studi komperatif ; atau
mengukur sesuatu dimensi seperti dalam berbagai bentuk studi kuantitatif,
angket, test, interview, dan lain-lain. Ciri-ciri metode deskriptif itu sendiri
adalah memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa
sekarang, pada masalah-masalah yang aktual, kemudian data yang dikumpulkan
mula-mula disusun, dijelaskan, dan kemudian dianalisa (karena itu metode ini
sering pula disebut metode analitik). Sifat-sifat lainnya adalah sama seperti
pada setiap metode penyelidikan secara umum. Untuk memperoleh hasil
sebesar-besarnya, seorang penyelidik umumnya mengusahakan agar :
1.
Menjelaskan
setiap langkah penyelidikan deskriptif itu dengan teliti dan terperinci, baik
mengenai dasar-dasar metodologi maupun mengenai detail teknik secara khusus.
2.
Menjelaskan
prosedur pengumpulan data, serta pengawasan dan penilaian terhadap data itu.
3.
Memberi
alasan yang kuat mengapa dalam metode deskriptif tersebut penyelidik
mempergunakan teknik tertentu dan bukan teknik lainnya. (Winarno, 1994)
Pengertian
penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai penelitian yang menghasilkan data
deskriptif mengenai kata-kata lisan maupun tertulis, dan tingkah laku yang
dapat diamati dari orang-orang yang diteliti (Taylor dan Bogdan, 1984:5).
Penelitian kualitatif yang berakar dari ‘paradigma interpretatif’ pada awalnya
muncul dari ketidakpuasan atau reaksi terhadap ‘paradigma positivist’
yang menjadi akar penelitian kuantitatif. Dipandang dari sudut pendekatan dan
proses penelitiannya,
Peramalan kualitatif
umumnya bersifat subjektif dan bergantung pada pengalaman, keahlian, dan
pendapat seseorang. Metode ini lebih digunakan ketika terdapat faktor-faktor
yang menyebabkan data menjadi berubah seperti perkiraan penjualan ketika
menggunakan teknologi baru seperti internet, adanya promo penjualan bulan depan,
atau bahkan ketika produk baru diluncurkan. Beberapa model peramalan yang
termasuk dalam peramalan kualitatif
adalah sebagai berikut:
1. Metode delphi
Sekelompok pakar mengisi kuesioner, Moderator menyimpulkan
hasilnya dan memformulasikan menjadi suatu kuesioner baru yang diisi kembali
oleh kelompok tersebut, demikian seterusnya. Hal ini merupakan proses
pembelajaran dari kelompok tanpa adanya tekanan atau intimidasi individu.
2. Market research
Merupakan metode peramalan berdasarkan hasil-hasil dari survei pasar yang
dilakukan oleh tenaga-tenaga pemasaran produk atau yang mewakilinya.
Metode ini akan menjaring informasi dari pelanggan atau pelanggan potensial
(konsumen) berkaitan dengan rencana pembelian mereka dimasa mendatang. Riset
pasar tidak hanya akan membantu peramalan, tetapi juga untuk
meningkatkan desain produk dan perencanaan untuk produk-produk baru.
3.
Life cycle analogy
Secara umum, hampir semua produk akan mengikuti product
life cycle (PLC) yang meliputi introduction, growth, maturity,
dan decline. Berdasar pada pengalaman produk yang sama pada periode yang
lalu, seseorang dapat membuat model yang sama dengan produk tersebut.
4. Panel consensus
Peramalan semata-mata berdasarkan
pertimbangan manajemen, umumnya oleh manajemen senior. Metode ini akan cocok
dalam situasi yang sangat sensitif terhadap intuisi dari suatu atau sekelompok
kecil orang yang karena pengalamannya mampu memberikan opini yang kritis dan
relevan. Teknik akan dipergunakan dalam situasi dimana tidak ada situasi dimana
tidak ada alternatif lain dari model peramalan yang dapat diterapkan.
Bagaimanapun metode ini mempunyai banyak keterbatasan, sehingga perlu
dikombinasikan dengan metode peramalan yang lain.
2.2
Metode Dekomposisi
Metode dekomposisi ini menguraikan bentuk data tersebut
kedalam tiga komponen yang terpisah. Ketiga komponen yang dimaksud adalah factor trend, siklis dan faktor musiman.
Trend menggambarkan keadaan jangka panjang yang dapat bertambah atau berkurang
atau bahkan terjadi perubahan.
Persamaan matematik pendekatan dekomposisi sebagai berikut
=f(
,
,
,
)
Dimana :
= Nilai
deret pada priode t
= Komponen musiman pada priode t
= Komponen trend pada priode t
= Komponen siklis pada priode t
= Komponen kesalahan (error) pada periode t.
Persamaan model
dekomposisi tersebut dapat dilakukan dalam bentuk perkalian dan penjumlahan
tetapi dalam penulisan ini, penulis menggunakan bentuk perkalian formula dalam
bentuk perkalian ini sebagai berikut:
adalah
kesalahan random yang tidak dapat diramalkan dan biasanya ahli statistika
menyebut komponen irregular. Model perkalian ini sering digunakan dimana
komponen faktor musim dan siklus dinyatakan dalam bentuk indeks.
2.1.2 Persediaan (Inventory)
Persediaan
(Inventory) stock material yang ada pada
suatu waktu tertentu atau asset nyata yang dapat dilihat, diukur atau dihitung
atau dapat juga dikatakan sebagai sumber daya yang menganggur untuk menunggu proses
lebih lanjut. Kesedian dapat membuat kelancaran dan efisiensi kelanjutan manufacturing dengan kondisi tidak
bergantung pada bagian departemen tertentu dalam kegiatan secara keseluruhan.
Persediaan juga dapat membantu penyeimbangkan pasokan sekaligus menekan
permintaan pasar.
2.1.3
Pengendalian
Persediaan Bahan Baku
Kegiatan perusahaan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan kegaitan
produksi. Perusahaan mengadakan kegiatan produksi untuk memenuhi kebutuhan
pasar. Untuk mengadakan kegiatan produksi harus ada persediaan bahan baku.
Bahan baku adalah sumberdaya yang harus dikelola dengan baik, tidak ada
industri tanpa adanya persediaan bahan baku atau material.
Persediaan (inventori) bahan
baku sebagai kekayaan perusahaan miliki peranan penting dalam bisnis industry manufactur. Bahan baku
merupakan faktor utama dalam menjalankan bisnis untuk kelancaran proses produk
perusahaan. Baik perusahaan besar ataupun perusahaan kecil. Masalah besarnya
penentuan persediaan bahan baku material
menjadi persoalan penting dalam bisnis manufaktur, karena persediaan mempunyai
efek langsung pada keuntungan perusahaan. Kesalahan menentukan biaya investasi
(modal yang tertanam) dalam persediaan akan menentukan keuntungan perusahaan.
Adanya persediaan bahan baku yang terlalu besar dibanding kebutuhan perusahaan
akan menambah beban bunga, biaya pemeliharaan dan biaya penyimpanan dalam
gudang, serta kemungkinan terjadinya penyusutan kualitas sehingga akan
mempengaruhi keuntungan perusahaan demikian pula sebaliknya, persediaan bahan
baku yang terlalu kecil dalam perusahaan akan mengakibatkan proses produksi
yang terhambat karena persediaan tidak mencukupi kebutuhan produksi sehingga
terjadi penghambatan proses produksi dan perusahaan akan mengalami kerugian.
Cara penyelenggaraan persedian (inventory)
bahan baku yang berbeda-beda untuk setiap perusahaan, waktu penggunaannya,
maupun jumlah biaya untuk membeli bahan baku tersebut. Perlunya persediaan (inventory) bahan baku bagi perusahaan
merupakan akibat dari:
a.
Mekanisme pemenuhan produksi, proses suatu barang yang
tidak dilaksanakan dengan segera bila bahan bakunya tidak tersedia
b.
Keinginan meredam ketidakpastian, adanya permintaan
yang bervariasi dalam jumlah dan waktu-waktu pembuatan yang cenderung tidak
konstan dan pengiriman bahan baku cenderung tidak pasti
c.
Kemungkinan melakukan spekulasi yang bertujuan mendapat
keuntungan besar dari kenaikan harga bahan baku pada masa mendatang.
Sehingga
masalah kuantitatif yang berkaitan dengan persediaan (inventory) bahan baku adalah pengendalian bahan baku agar bisa
tepat waktu, mengendalikan banyaknya bahan baku yang datang termasuk persediaan
pengaman dan mengendalikan biaya persediaan agar diperoleh biaya total minimum.
3.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Persediaan Bahan Baku
Ada beberapa
faktor-faktor yang mempengaruhi persediaan bahan baku. Faktor-faktor tersebut
akan saling berkaitan, sehingga secara bersama-sama akan mempengaruhi
persediaan bahan baku. Adapun faktor-faktor yang dimaksud adalah sebagai
berikut:
a.
Perkiraan Pemakaian/Peramalan
Sebelum kegiatan pembelian bahan baku dilakukan maka manjemen
harus memperkirakan kebutuhan bahan baku yang akan dipergunakan dalam proses
produksi pada suatu priode. Perkiraan kebutuhan bahan baku ini merupakan
perkiraan berapa besar jumlahnya bahan baku yang akan dipergunakan oleh
perusahaan pada proses produksi pada priode yang akan datang dalam hal ini di
perkirakan pemakaian/peramalan dilakukan pada uraian sebelumnya.
b.
Harga Bahan Baku
Harga bahan baku adalah salah satu faktor penentu kebijakan
dalam persediaan bahan baku (inventory)
dan merupakan penyusunan berapa besar dana perusahaan dalam penentuan yang
harus disediakan dalam penentuan investasi perusahaan untuk kebutuhan bahan
baku.
c.
Biaya-biaya Persediaan
Biaya-biaya untuk menyelenggarakan persediaan bahan baku ini
sudah selayaknya diperhitungkan dalam penentuan besarnya persediaan bahan baku.
Biaya-biaya yang berhubungan dengan persediaan disini dapat berupa biaya
pembelian bahan baku, biaya penyimpanan (corring
cost atau holding cost) dan biaya
pemesanan (ordering cost)
d.
Pemakaian Aktual
Pemakaian bahan baku dari priode-priode yang lalu (data
permintaan aktual) merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan.
Seberapa besar penyerapan bahan baku oleh proses produksi perusahaan serta
bagaimana perkiraan pemakaian bahan baku yang sudah disusun senantiasa harus dianalisa.
Dengan demikian akan dapat disusun perkiraan kebutuhan bahan baku yang
mendekati kenyataan.
e.
Waktu Tunggu (Lead
Time)
Waktu tunggu adalah tenggang waktu yang diperhatikan antara
saat pemesanan bahan baku sampai dengan datangnya bahan baku
4.
Model Persediaan
(Inventory Model)
Dalam system inventory model deterministik dikenal
dua tipe dasar inventori, yaitu fixed
order quantity (FOQ) dan fixed order
interval (FOI). Metode fixed order quantity
a.
Metode FOQ yang
biasa disebut juga dengan Metode EOQ (economic
order quantity) ini digunakan untuk menentukan berapa jumlah bahan baku
yang akan dipesan yang meminimumkan biaya penyimpanan persediaan dan biaya
pemesanan persediaan.
Metode FOQ
merupakan model persediaan yang akan membantu perusahaan agar investasi yang ditanamkan
dalam persediaan tidak berlebihan tapi perusahaan tidak mengalami kekurangan persediaan.
Metode ini sering dipakai karena mudah untuk diaksanakan yang mampu mengatasi
solusi mengatasi permasalahan inventory
perusahaan, Karena perhitungan menggunakan
FOQ tidak saja berapa persediaan yang paling efisien bagi perusahaan, juga
akan diketahui berapa biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan dan
persediaan bahan baku yang dimilikinya, (dihitung dengan menggunakan TIC (total inventory control) dan waktu
yang tepat untuk melakukan pemesanan kembali.
Total inventory cost (TIK) =biaya
pembelian+biaya pemesanan+biaya penyimpanan
|
Rumus Penyimpanan sebagai berikut:
Total
biaya pemesanan =C x T
Sedangkan T=
Total
biaya pemesanan =
Rata-rata
persediaan =
|
Sehingga biaya penyimpanan menjadi
Total
biaya penyimpanan =
|
Dengan
demikian total biaya perseiaan TIC
dengan menggunakan model persamaan metode FOQ
akan menjadi
Dimana :
R = Total Demand/Tahun Per Unit (Requitment atau Revenue)
P = Harga Pembelian
Bahan Baku Per Unit (Purchasing Cost)
C = Biaya Pesan/Sekali
Pesan
Q = Jumlah Order Dalam
Unit (Quantity Order)
H = Biaya Penyimpanan/Tahun
Per Unit (Holding Cost)
F = Fraksi Biaya Simpan
Tahunan (dalam persentase)
TIC = Total Biaya Persediaan (Total
Inventory Cost) selama satu priode
Q akan optimal jika TIC minimal, hal ini kan dicapai apabila maka:
TIC=P.R+
+
= -
+
= 0
=
H.Q² =
2C.R
Q²=
Q²=
=
|
Pada
titik EOQ biaya pemesanan akan sama
dengan biaya penyimpanan. Maka untuk menentukan biaya EOQ atau jumlah bahan baku yang akan dipesan sebagai berikut :
Metode
FOQ dapat dihitung dengan menggunakan
antara biaya penyimpanan per unit, biaya pemesanan setiap kali pesan, jumlah
kebutuhan bahan baku untuk satu priode atau harga beli bahan baku per unit.
b.
Metode Fixed Order Interval
Metode FOI
ini merupakan metode yang digunakan untuk mengetahui kapan waktu pemesanan yang optimal yang harus
dilakukan.
Total biaya
dengan menggunakan model persamaan FOI:
Total Cost (TC)= Biaya pembelian + Biaya
pemesanan + Biaya Penyimpanan
Di mana T = interval pemesanan tiap tahun
Pada titik EOQ biaya pemesanan akan sama dengan biaya penyimpanan,
Sehingga didapat persamaan interval persamaan optimal sebagai
berikut:
T* =
=EOQ dalam tahun
Dan diperoleh pemesanan jumlah optimal dalam
satu tahun sebagai berikut:
Persediaan maksimum:
Dimana :
T* = Interval
pemesanan dalam tahun
L = lead
time order
M = Jumlah
Order Pertahun
E =
Maksimum Inventory
N =
Hari kerja dalam tahun
Untuk
Economik order quantity (EOQ) dengan interval pemesanan yang optimal persamaan total biaya tahunan
sebagai berikut:
5.
Menentukan Safety Stock
Dalam
Metode Fixed Order Quantity
diasumsikan bahwa baik permintaan maupun waktu pesan sampai tiba (lead time) permintaan bahan baku
adalah konstan atau tetap. Namun pada kenyataannya, permintaan dan waktu pesan
sampai tiba penerimaan bahan baku tersebut adalah berubah-ubah. Untuk mengatasi
resiko yang muncul akibat perubahan tersebut adalah menyimpan persedian dengan
jumlah yang lebih besar dari jumlah pemakaian yang disebut safety stock .
Safety stock adalah jumlah inventory yang diadakan untuk mengatasi
permintaan barang yang tidak kompeten. Safety
stock digunakan sebagai cadangan jika terjadi peningkatan permintaan barang
yang tidak diinginkan, keterlambatan pengiriman dari supplier. Terjadi
kekurangan persediaan barang atau stock
out dapat disebabkan karena persediaan penggunaan persediaan yang lebih
besar dari persediaan yang lebih besar dari perkiraan semula atau ketelambatan dalam
penerimaan barang yang dipesan. Dengan diadakan safety stock ini menghindari kerugian timbulnya akibat stock
out sebaiknya hal ini akan menambahkan biaya
penyimpanan jadi dalam menyediakan safety
stock harus dapat diusulkan agar dapat ditekan biaya serendah mungkin. Untuk
menentukan jumlah safety stock dapat
menggunakan metode perbedaan pemakaian maksimum dan rata-rata dalam jangka
waktu tertentu, kemudian selisih tersebut dikalikan dengan lead time (dalam bulan atau dalam minggu)
Safety stock = (pemakaian musiman–pemakaian
rata-rata) x lead time
=
(
-
) x lead time
Dimana N =jumlah data series
Bagong Suyanto dan Sutinah. 2006.
. Jakarta
: Kencana
Mg. Sri Wiyarti dan Sutapa Mulya. 2007.
. Surakarta : UNS
Press
Surakhmad, Winarno. 1994.
. Bandung :
Tarsito